&

Wednesday, July 2, 2014

Cerpen : Seberkas Cinta si Budi Kecil ( Part 1)

Daun terbawa angin yang saat itu hampir turun hujan, disitu Budi kecil masih duduk bangku kelas 2 SMP yang ada di kota pinggiran semarang. Tak banyak polah, tak banyak gaul, masih bisa di sebut anak culun waktu lampau itu. mahkota rambut pun masih sedikit keriting kemerahan, layaknya orang kurang vitamin. Hal itu tak menjadi suatu problematika seorang Budi.
"Si budi kecil kuyup menggigil , Menahan dingin tanpa jas hujan", (lirik lagu iwan fals budi kecil ) 
seorang yang kala itu kerap di panggil mba ayuk, berdiam di jarak lima meter kala itu satu gang dengan budi kecil. Kehadiran orang-orang terdekat ini yang bisa membuat si Budi Kecil menjadi orang penuh segudang impian di awan khayalan imajinasi nya. mencapai masa elok yang akan datang.

Oke-oke, kembali ke awal tadi. Si Budi ini bisa tergolong orang minoritas, yah mau di bilang mayoritas ya belum bisa, ganteng (belum), uang (pas-pas an = pas pengen beli rumah ada, pas pengen beli mobil ada) hihihi. Tapi itu tidak membuaat insan kecil ini melemah seperti benang tanpa penyangga. Memang, setiap wanita pasti melihat Si Budi Kecil orang yang kecil , dan standar. Itu seakan menjadi suatu pemicu seolah peluru yang melesat dari longsongan pistol. Si Budi Rajin sekolah, rajin belajar, extrakulikuler dia ikuti.


Semangat menyala dikala itu , di mulai karna itu si Budi Kecil bertemu teman2 yang sebaya. dia mulai belajar hidup. menapakan kaki di kearifan yang sebelumnya tak pernah di jamah. Perilaku yang baik buruk mulai tampak kasat mata. masa ababil di masa itu merupakan masa yang simalakama, Untungnya si Budi Kecil memilih alur jalan kehidupan yang baik disamping geliat perilaku menyimpang nakal muda muda.

Sekilas, wanita muda belia, putih menawan hati si Budi Kecil. tampak wanita itu senang melakukan tembakan 3 point saat ekstra basket. lambaian rambut berlapiskan air keringat dan hempasan tenaga disaat melompat, sekejaap mata si Budi Kecil seakan terhipnotis dengan kecantikan dia. Astaga, si Budi kecil sambil melongo menatap mata wanita itu yang kerap disapa wulansari. 

Bukan main, dikala sang mentari menyisakan sinar nya sebelum berganti malam. Penuh rasa penasaran dalam benak si Budi bercampur aduk memberanikan diri untuk menanyakan siapakah gerangan wanita itu, Yah, walupun sudah tau namanya tapi tekad sudah bulat untuk menapa wanita itu dengan tatapan kedua mata nya.




[Bersambung. . Tunggu part 2, dst...]



RELATED POST :

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates